Japan Trip (family backpacker) – Preparation

Tags

, ,

Hai Bro n Sis semua, lama banget nih vakum-nya blog ini, ya pertama karena nomor hp ganti, jadinya gak bs login ke WP dan juga gw emang lagi males ngurus recovery account-nya. Tp akhir2 ini kok ngerasa sayang klo blog sederhana ini harus ilang, akhirnya mgu lalu gw usahain kontak support center-nya WP buat nge-recover akun ini kembali. Alhamdulillah sukses

Back to topic yak, ini sebenernya late post banget, kami sekeluarga ke Jepang awal Januari 2019, tp biar nyambung sama artikel sebelumnya yaitu buat passpor, yowis, biar kelar diselesaikan sama artikel kali ini.

Sebelum berangkat, kami sudah menyiapkan jauh jauh hari sebelumnya terkait :
1. Lokasi wisata yang mau di kunjungi
2. Transportasi menuju lokasi wisata
3. Penginapan
4. Visa
5. Tiket pesawat
6. Asuransi perjalanan

Let’s start dari yang simple dulu yak, yaitu Tiket Pesawat. Kami pergi 2 dewasa 2 anak (3yo dan 9yo), karena ada balita, kami memutuskan mencari jadwal penerbangan yg transit-nya tidak terlalu lama. Dapetlah CX, berangkat dari CGK T2 08:25, 14:30 landing di HKG lanjut transit 1 jam, dan sampai ke NRT jam 20:20 (all local time). Dengan singkatnya waktu transit, kami sedikit khawatir, karena itu gw mempelajari layout HKG yang gw dapatkan dari internet. Kami landing di T1 dan berangkat juga tetep di T1 HKG, hanya berbeda gate. Selain itu kami juga meminimalkan handcary, jadi biar saat transit fokus ke angkut2 bocah, kami hanya membawa koper kabin ukuran setengah yang isinya jaket saja dan backpack untuk barang2 penting seperti passpor, dompet, hp, kamera dll. Sementara di bagasi ada satu koper fullsize dan satu koper kabin ukuran normal.

Proses hunting tiket udh dilakukan 8 bulan sebelum keberangkatan, dan di Juli alhamdulillah dapet harga yg cocok di web CX-nya langsung, kami beli 21jt 4pax pp. Gak murah murah amat, tp gak mahal juga, klo di itung perorang 5,2jt PP.

Transportasi, bisa dibilang ini sih yang paling penting klo jalan-jalan ke Jepang, disono murni mengandalkan transportasi publik, lebih spesifik-nya “kereta”. Yes, Jepang adalah negara kereta. Karena itu kami memilih lokasi lokasi wisata yang dapat dijangkau oleh kereta, terutama, kereta yang tercover oleh JRPASS. Apa itu jrpass ? jrpass (Japan Rail Pass) merupakan pass buat turis asing untuk semua kereta yang dioperasikan oleh Japan Rail Company, yes its unlimited, kalian bebas naek kereta (dan beberapa rute bis) klo punya pass ini. Kami beli 2 dewasa dan 1 anak, untuk dibawah 5yo masih free, dengan total 2×3,5jt + 1,8jt = 8,8jt.

Berbekal web Hyperdia, gw mencari informasi bagaimana menuju lokasi wisata dari stasiun terdekat penginapan kami. Di hyperdia ini juga ada opsi filter moda transportasi yg khusus JR, jadi sangat memudahkan sekali untuk menggali informasi cara paling ekonomis ke lokasi wisata tanpa perlu keluar biaya lagi buat. Tp harap diingat, gak semua jalur kereta tercover JR ya, klo udah begini ya mau gak mau bayar, bisa beli tiket di ticket machine setiap kali mau naik, atau beli top-up card, your choice.

Lokasi wisata yang mau kami kunjungi juga menyesuaikan dengan jalur kereta yang dicover JRPASS. Sebisa mungkin kami memilih lokasi wisata yang dicover JRPASS biar gak keluar biaya tambahan lagi :D. Diantaranya : (1) Fujiko F Fujio Museum, (2) Tokyo Tower, (3) Joetsu Kukosai Ski Area, (3) Asakusa, (4) Cureito Pagoda/Fuji View, (5) Hachiko, (6) Toyota Automobile Museum, (7) Bamboo Groves, (8) Saga-Toriimoto Preserved Street, (9) Togetsukyo Bridge, (10) Osaka Castle, (11) Osaka Aquarium, (12) Nara Park.

Banyak yak ? mayan sih untuk 8 hari di jepang, 12 spot wisata, 7 kota (Tokyo, Yuzawa Area (Nagano), Fuji Area, Nagoya, Osaka, Kyoto, Nara)

Penginapan, simple, kriterianya adalah :
1. Dekat dengan stasiun JR
2. Bisa di tempuh dengan berjalan kaki dari stasiun
3. Private room (shared bathroom gpp, yg penting bukan shared room/dorm)

Kami mencari apartment melalui Airbnb. dan memutuskan lokasi stay adalah di Tokyo (untuk menjangkau area Tokyo, Fuji, dan Yuzawa) dan Osaka (untuk menjangkau area Osaka, Kyoto dan Nara). Untuk lokasi di Tokyo memang jauh lebih mahal ketimbang di Osaka, well, itu bisa dimaklumi. Di Tokyo kami hanya mendapatkan private room dengan harga 141$ per night (3 bed : 1 queen dan 1 bunked) sedangkan di Osaka kami mendapatkan full apartment (2br dengan dapur) dengan cost 87$ permalam. Btw kenapa tidak hotel ? Pertama : rules hotel di jepang sangat strict, klo max 2 orang, maka harus 2 orang per kamar, dan rata2 hotel ya max 2 orang perkamar. Kedua : cost yg lebih mahal ketimbang sewa private room/apartment.

Setelah punya tiket dan penginapan, baru deh bikin Visa, at least itu yg gw lakukan. Paspor kami masih paspor biasa (bukan epaspor), jd wajib bikin visa. Gak sulit, cukup dateng bikin janji di vsf global, dateng dengan membawa berkas yang diperlukan. Thats it, sesimple itu, nanti bakal di email kapan paspor+visa-nya terbit.

Last but not least, Asuransi, ini penting terutama buat mengantisipasi hal-hal yang gak diinginkan dinegara tujuan terkait kesehatan. Klo biaya berobat di Indonesia aja dirasa udah mahal, apalagi di Jepang. Dan kami gak mau ngambil resiko klo disono harus sakit dan bingung gimana berobatnya. Pilihan jatuh ke zurich.

Oke deh segitu dulu preparation-nya… Nanti disambung real itinerary pas di Jepang-nya. See yah